Presiden Berharap Pertemuan ADB Hasilkan Solusi Krisis

PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono berharap agenda-agenda yang dibahas dalam pertemuan tahunan ke-42 ADB (Bank Pembangunan Asia) di Bali, dapat memberikan manfaat lebih bagi Asia dengan menghasilkan solusi krisis keuangan global.
“Presiden mengharapkan agenda-agenda yang dibahas ADB bisa memberikan peranan lebih bermanfaat di kawasan Asia sehingga bisa menjadi bagian dari solusi krisis ini,” kata Plt Menko Perekonomian sekaligus Menkeu Sri Mulyani di Kantor Kepresidenan Jakarta, Senin.
Menurut Sri Mulyani, Presiden Yudhoyono menyambut gembira pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan tahunan ke-42 ADB pada 2-5 Mei di Bali karena menunjukkan suatu kepercayaan yang besar dari ADB.
“Apalagi bersamaan dengan momen terjadinya krisis ekonomi global sehingga forum ini bisa konsentrasi membahas solusi-solusi krisis ekonomi global,” katanya. Menkeu menilai, pertemuan yang dihadiri oleh lebih dari 3.000 orang itu akan memberikan keuntungan bagi Indonesia.
“Pertemuan itu akan menempatkan Indonesia dalam posisi memiliki peranan tidak hanya di bidang domestik tapi juga secara regional dan global di bidang ekonomi,” ujarnya.
Presiden, lanjut dia, juga mengatakan bahwa sekalipun pada 2009 Indonesia memiliki dua agenda penting yaitu di bidang ekonomi –mengatur dan mengurangi dampak krisis global terhadap perekonomian nasional dengan kebijakan yang sudah digariskan– dan agenda politik yaitu pemilu legislatif dan pemilihan presiden dan wapres namun kedua agenda itu tidak akan mengganggu pertemuan.
Pada kesempatan itu Sri Mulyani dengan Kepala Bappenas Paskah Suzeta mendampingi Presiden Yudhoyono menerima Presiden ADB Haruhiko Kuroda. Kuroda akan bertolak menuju Bali guna memeriksa persiapan pertemuan itu. Ini adalah untuk kedua kalinya Indonesia menjadi tuan rumah, yang pertama adalah pada 1976 di Jakarta.
“Ini adalah pertemuan internasional pertama setelah G20. Dan akan menduduki peranan yg amat penting dalam mengatasi krisis global, dan diharapkan menjadi forum untuk membahas terutama dalam konteks Asia yang merupakan kawasan yang punya potensi tumbuh perekonomiannya secara positif,” kata Sri Mulyani.
Presiden ADB, lanjut dia, menyampaikan bahwa agenda dalam pertemuan tahunan itu antara lain penambahan modal ADB hingga 100-200 persen. “Tentu saja kenaikan ini akan membuat ADB lebih mampu untuk melakukan fungsinya dalam memberikan dukungan kepada agenda pembangunan di kawasan asia,” ujarnya.
Menurut Menkeu, jika ada penambahan modal hingga 200 persen ADB juga akan memberikan pinjaman sampai lebih dari 13 miliar dolar AS di kawasan Asia, terutama dalam rangka meminimalisasi krisis.
Sementara itu Presiden ADB menilai upaya Indonesia dalam menangani krisis dari sisi kebijakan domestik telah tepat, baik dari sisi reaksi kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal termasuk dalam hal ini stimulus fiskal. Kuroda yang mengenakan kemeja batik abu-abu itu juga menyampaikan terima kasih atas dukungan Presiden Yudhoyono pada penyelenggaraan pertemuan tahunan ke-42 ADB.
Dalam keterangan persnya, Kuroda menjelaskan bahwa sejauh ini ia merasa puas dengan persiapan pertemuan itu. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa 2009 adalah tahun kritis bagi perekonomian global. Pada Desember lalu kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Asia akan melambat menjadi 5,8 persen tahun ini, turun dari prediksi awal 6,9 persen. Indonesia diprediksikan akan melambat dari 6,1 persen tahun lalu menjadi 5 persen tahun ini. (Antara)

Presiden Yudhoyono Terima Presiden Bank Pembangunan Asia

PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Senin (16/2) siang di Kantor Presiden menerima Presiden Asian Development Bank (ADB), Haruhiko Kuroda, yang datang didampingi Sekretaris ADB Shyam Bajpai, Kepala Penasehat Presiden ADB Suichi Hosoda, Deputi Dirjen ADB Asia Tenggara Tom Crouch, serta Direktur ADB untuk Indonesia, James Nugent.
Kepada Presiden SBY, Kuroda melaporkan, Sidang Tahunan ADB yang ke-42 akan diadakan di Bali tanggal 2 s/d 6 Mei 2009. Kuroda berharap, pertemuan yang akan dihadiri oleh 3.000 peserta ini dapat menjadi forum untuk membahas solusi-solusi terhadap krisis finansial global.
Preiden SBY menyambut gembira dipilihnya Indonesia menjadi tuan rumah Sidang Tahunan ADB. “Dipilihnya Indonesia menjadi tuan rumah ini menandakan kepercayaan yang tinggi. Pertemuan ini sangat penting, karena dilakukan pada saat momen terjadinya krisis ekonomi global, sehingga bisa mengkonsentrasikan forum untuk membahas mengenai solusi-solusinya,” ujar Plt. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian merangkap Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Presiden SBY berharap, kata Sri Mulyani, Sidang Tahunan ADB tersebut tak hanya membahas agenda-agenda ADB sendiri, tetapi ADB juga diharapkan dapat memberikan peranan yang lebih tinggi dan bermanfaat di kawasan Asia sehingga bisa menjadi solusi dari krisis global.
Ditambahkan, dengan dipilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Sidang Tahunan ADB, menunjukkan bahwa kepemimpinan Indonesia memiliki peranan secara regional maupun global di bidang ekonomi. Selain itu ADB juga telah berkomitmen untuk memberikan pinjaman siaga sebesar 1 miliar dolar AS kepada Indonesia. Sebesar 500 juta dolar AS dari pinjaman siaga tersebut sudah tersedia, sementara sisanya masih menunggu pembahasan mengenai peningkatan modal ADB di dalam Sidang Tahunan ADB di Bali. Pinjaman tersebut bisa digunakan apabila kondisi perekonomian melemah serta untuk mendanai public expenditure untuk mendukung perekonomian.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden SBY didampingi Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Pazkah Suzetta. (presidensby.info)

PEMBANGUNAN ASIA: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono  menerima kunjungan Presiden Bank Pembangunan Asia (ADB) Harihiko Kuroda di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (16/2/2009). Kunjungan Harihiko dan rombongan untuk membicarakan pertemuan tahunan ADB di Bali dan sekaligus membicarakan tambahan bantuan ADB untuk Indonesia. (Antara)